PEMANFAATAN EKSTRAK DAUN PEPAYA
SEBAGAI
BAHAN DASAR PEMBUATAN
PESTISIDA
ALAMI YANG RAMAH LINGKUNGAN
KARYA
TULIS
Diajukan Guna Memenuhi Syarat Kenaikan Kelas
XII
Oleh :
Nama : Riptono
Kelas : XI IPA
NIS
: 1386
PROGRAM
STUDI ILMU PENGETAHUAN ALAM
MADRASAH
ALIYAH SUNAN KALIJAGA BAWANG
2012/2013
PENGESAHAN
Karya tulis ini disusun oleh :
nama : Riptono
kelas : XII IPA
NIS : 1386
Judu :
Pemanfaatan
Ekstrak Daun Pepaya sebagai Bahan Dasar Pembuatan
Pestisida Alami yang Ramah Lingkungan
Telah
disetujui oleh guru pembimbing sebagai persyaratan kenaikan kelas XII Madrasah Aliyah Sunan Kalijaga Bawang, pada :
Hari :
Tanggal :
Bawang, 2013
Mengetahui
Kepala Sekolah, Pembimbing,
Ahmad
Munir, S.Ag,S.Pd Rizqi
Adi Saputra
NIP. 197410312007011008
MOTTO
“Dan
perumpamaan-perumpamaan ini Kami buatkan untuk manusia, dan tiada memahaminya
kecuali orang-orang yang berilmu.”(QS. Al-‘Ankabut: 43).
“Barang
siapa yang ingin hidup bahagia di dunia maka wajib baginya memiliki ilmu, dan
barang siapa yang menginginkan kebahagiaan di akhirat maka wajib baginya
memiliki ilmu, dan barang siapa menginginkan kebahagiaan dunia dan akhirat maka
wajib baginya memiliki ilmu”(HR. Bukhori Muslim).
Pantang menyerah dalam menghadapi masalah, dan jangan utus asa dalam
menghadapi cobaan dari yang Maha Kuasa.
PERSEMBAHAN
Karya Tulis Dengan Judul “Pemanfaatan Ekstrak Daun Pepaya sebagai Bahan Dasar Pembuatan Pestisida Alami yang Ramah
Lingkungan” penulis persembahkan kepada :
1. Ibu
dan Ayah tercinta yang telah membesarkan , mendidik , dan mengasuh penulis dengan penuh rasa sabar.
2. Bapak
Ahmad Munir S.Ag.,S.Pd. selaku kepala sekolah MA SUNAN KALIJAGA BAWANG yang
selalu memberikan semangat dan motivasinya kepada penulis.
3. Ibu
Nailul Ilma selaku wali kelas yang senantiasa mendidik penulis dengan sabar.
4. Bapak
Rizqi Adi selaku pembimbing karya tulis yang memberikan arahan kepada penulis
dalam penyusunan karya tulis.
5. Para
guru yang senantiasa memberikan ilmunya kepada penulis dengat semangat dan
penuh rasa sabar.
6. Teman-teman
kelas XI, khususnya kelas XI IPA.
Bawang,
03-02-2013
Penulis,
Riptono
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan rasa puji syukur
kehadirat Allah SWT, yang telah menganugerahkan kenikmatan, taufik dan
hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah
yang berjudul “Pemanfaatan
Ekstrak Daun Pepaya sebagai Pestisida Alami yang Ramah Lingkungan” dengan baik.
Karya ilmiah ini merupakan hasil
penelitian yang penulis lakukan pada bulan
Februari 2013. Karya ilmiah ini diajukan untuk memenuhi tugas mandiri
terstruktur mata pelajaran bahasa indonesia di kelas XI semester 2 tahun
pelajaran 2011/ 2012. Penulis menentukan judul “Pemanfaatan ekstrak daun pepaya
sebagai pestisida alami yang ramah lingkungan” yang dimaksudkan untuk memenuhi
kebutuhan sebagai wahana bacaan yang dapat memberikan informasi tentang tanaman
pepaya, cara pembudidayaan tanaman pepaya, dan juga berbagai manfaat tanaman
pepaya.
Penulis menyadari bahwa penulisan karya tulis ilmiah ini,
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif
sangat penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap agar karya ilmiah ini,
memberikan manfaat bagi masyarakat secara umum.
Penyusun,
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR........................................................................................................ iii
MOTTO................................................................................................................................ iv
PERSEMBAHAN............................................................................................................... v
DAFTAR ISI........................................................................................................................ vi
BAB I. PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
A.
Latar Belakang ................................................................................................................. 1
B.
Rumusan Masalah............................................................................................................. 2
C.
Tujuan............................................................................................................................... 2
D.
Manfaat............................................................................................................................. 3
BAB 2. KAJIAN PUSTAKA.............................................................................................. 4
A. Kajian Teori..................................................................................................................... 4
1.
Pengertian
Buah Pepaya................................................................................................... 4
2. Deskripsi daun pepaya...................................................................................................... 5
3.
Kandungan
Kimia Daun Pepaya....................................................................................... 7
4.
Pestisida............................................................................................................................ 8
B. Hipotesis........................................................................................................................... 10
BAB 3. METODE PENELITIAN..................................................................................... 11
A. Sampel............................................................................................................................... 11
B. Tempat dan
Waktu Penelitian........................................................................................... 11
C. Alat dan
Bahan................................................................................................................. 11
D. Cara Kerja......................................................................................................................... 11
E.
Pengumpulan
Data............................................................................................................ 11
F.
Analisis
Data..................................................................................................................... 12
G. Pengujian........................................................................................................................... 12
BAB 4.
PEMBAHASAN .................................................................................................... 15
A. Hasil penelitian.................................................................................................................. 15
B. Pembahasan....................................................................................................................... 15
BAB 5. PENUTUP............................................................................................................. 16
A.
Kesimpulan....................................................................................................................... 16
B.
Saran................................................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA 17
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Berkembangnya penggunaan pestisida
sintesis yang dinilai praktis oleh para petani dan pecinta tanaman untuk mencegah tanamannya dari
serangan hama, ternyata membawa dampak negatif yang cukup besar bagi manusia
dan lingkungan. Menurut WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) tercatat bahwa di
seluruh dunia terjadi keracunan pestisida antara 44.000 - 2.000.000 orang
setiap tahunnya. Dampak negatif dari penggunaan pestisida sintetis adalah
meningkatnya daya tahan hama terhadap pestisida (resistansi hama itu sendiri),
membengkaknya biaya perawatan akibat tingginya harga pestisida dan penggunaan
yang kurang tepat dapat mengakibatkan keracunan bagi manusia dan ekosistem di
lingkungan menjadi tidak stabil / tidak seimbang.
Pemakaian pestisida sintesis berawal
dari pelaksanaan program intensifikasi pertanian yang berorientasi pada
peningkatan hasil panen yang sebesar- besarnya, tanpa memperhatikan dampak
negative terhadap lingkungan. Petani benar- benar dirangsang untuk menggunakan
pestisida secara besar- besaran. Pada saat pelaksanaan program intensifikasi
pertanian digiatkan, subsidi pemerintah terhadap pestisida mencapai 80%,
sehingga harga pestisida menjadi sangat murah, terlebih lagi dengan adanya
kemudahan memperoleh kredit. Program penyuluhan pertanian pun selalu
merekomendasikan penyemprotan pestisida secara berkala tanpa melihat ada
tidaknya hama yang menyerang tanaman, sehingga penyemprotan bisa dilakukan
setiap minggu sepanjang musim tanam.
Namun, akhir- akhir ini disadari
bahwa pemkaian pestisida sintesis ibarat pisau bermata dua. Dibalik manfaatnya
yang besar bagi peningkatan produksi pertanian, tersembunyi bahaya yang
mengerikan. Para ilmuwan telah menyadari bahwa dibalik kemudahan dan keunggulan
pestisida sintesis, tersembunyi biaya mahal yang harus ditanggung oleh manusia
di berbagai belahan bumi. Bahaya yang dimaksud adalah pencemaran lingkungan dan
keracunan. Menurut WHO paling tidak 20.000 orang per tahun meninggal akibat
keracunan pestisida, sekitar 5.000-10.000 orang per tahun mengalami dampak yang
sangat fatal, seperti kanker, cacat tubuh, kemandulan, dan penyakit liver.
Berbagai jenis pestisida terakumulasi di tanah dan air yang berdampak buruk
terhadap keseluruhan ekosistem.
Sangat disayangkan, belum banyak
penelitian tentang dampak negatif pemakaian pestisida sintesis di Indonesia.
Sementara itu, hasil penelitian yang ada kurang disosialisasikan, sehingga
tingkat kesadaran (awareness) masyarakat kita terhadap dampak negatif pestisida
masih sangat rendah. Masih sering terlihat petani menyemprotkan pestisida tanpa
memakai pelindung. Pemakaian pestisida sering tidak bijaksana, dosis dan konsentrasi
yang dipakai kadang- kadang ditingkatkan hingga melampaui batas yang
disarankan, dengan alasan dosis yang rendah sudah tidak mampu lagi
mengendalikan hama dan penyakit tanaman. Selain itu, wadah bekas pestisida
sering dibuang disembarang tempat.
Cukup tingginya dampak negatif dari
penggunaan pestisida sintetis, mendorong berbagai usaha untuk menekuni
pemberdayaan / pemanfaatan pestisida alami sebagai alternatif pengganti
pestisida sintesis. Salah satu pestisida alami yang dapat digunakan adalah ekstrak
daun pepaya. Selain ramah lingkungan, pestisida alami merupakan pestisida yang
relatif aman dalam penggunaannya dan ekonomis. Untuk itu, penulis akan membahas
mengenai pemanfaatan ekstrak daun pepaya sebagai pestisida alami yang
ramah lingkungan.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di
atas, rumusan masalah yang penulis paparkan adalah sebagai berikut:
1. Apa kandungan kimia dari daun pepaya?
2.
Bagaimana
cara pembuatan pestisida alami dari daun papaya?
3. Apa manfaat ekstrak daun pepaya
sebagai pestisida alami?
C.
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan
penulisan yang dapat penulis ambil dari identifikasi masalah tersebut adalah
untuk mengetahui:
1. kandungan kimia dari daun pepaya.
2. cara pembuatan pestisida alami dari
daun pepaya.
3. manfaat ekstrak daun pepaya sebagai
pestisida alami.
D. Manfaat Penulisan
1. Memberikan rujukan kepada instansi
terkait untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai potensi yang terdapat di dalam daun pepaya
sebagai pestisida alami yang ramah lingkungan.
2. Memberikan masukan kepada pemerintah
untuk menjadikan pestisida alami dari daun pepaya sebagati Pengganti pestisida
sintesis.
3. Memberikan informasi dan masukan
kepada masyarakat, untuk dapat mengelola atau membuat sendiri pestisida alami dari bahan
baku daun pepaya yang tersedia di alam.
4. Untuk mengetahui kandungan kimia apa
saja yang terdapat pada daun pepaya.
5. Untuk mengetahui cara pembuatan
pestisida alami dari daun pepaya.
6. Untuk mengetahui manfaat apa saja
yang terkandung dalam dalam daun pepaya.
7. Untuk mengurangi tingkat pencemaran
lingkungan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian
Teori
1. Pengertian Buah Pepaya
Pepaya atau bahasa latinnya (Carica
Papaya L), termasuk family Caricaceae yang tidak begitu besar ruang
lingkupnya. Memang sebelum perang telah didatangkan jenis pepaya yaitu Carica Candamarcensis.
Pepaya atau
terkenal di Jawa dengan nama kates adalah
sebuah tanaman yang seluruh organnya dapat dipergunakan baik untuk manusia
maupun hewan. Menurut sejarah, asal dari pohon papaya ini adalah Mexico bagian
selatan. Sedangkan orang yang berjasa menyebarkan papaya ke daerah tropis
adalah orang-orang dari Spanyol. Adapun orang yang mengatakan bahwa untuk
daerah tropis, tanaman pertama di Manila dinyatakan dalam pertengahan abad ke
16. Kemudian walaupun tidak ada data-data yang lengkap, namun para ahli
mengatakan bahwa papaya mulai ditanam di Indonesia pada abad ke 18 atau
sebelumnya.
Kalau kini papaya telah menjadi
tanaman yang merata di daerah-daerah yang beriklim tropis. Bahkan untuk daerah
subtropis seperti Florida USA sudah banyak pohon papaya yang diusahakan orang.
Dan disanapun pohon papaya dapat tumbuh dengan baik. Sekarang ini, khususnya di
pedesaan hampir tiap rumah mempunyai pohon papaya,maka akan sangat sulitlah
menentu kanberapa banyak hasil pohon papaya ini. Bahkan juga negara-negara mana
saja penghasil utama yang paling besar untuk papaya sulit sekali ditentukannya.
Kebanyakan orang Indonesia menanam
papaya untuk diambil buahnya yang lezat. Lain halnya dengan Australia,daerah
penghasil wool ini selalu mengambil papainenya sebagai hasil utama dan buah
papaya sendiri justru sebagai hasil sampingan saja.
Seperti kita ketahui kalau papine ini
sangat berguna untuk penyamakan kulit dan juga sebagai obat-obatan pembersih
wool yang terkena getah. Sedangkan Auatralia sendiri terkenal sebagai benua
penghasil wool. Karena itulah mereka tidak lagi mementingkan buahnya. Juga
karena harga papine jauh lebih mahal daripada buah papaya itu sendiri. Atau
dengan kata lain papine lebih menguntungkan daripada buahnya sendiri.
Manfaat pepaya tidak hanya bisa kita
dapatkan melalui buahnya saja, namun hampir dari seluruh bagian tanaman ini.
Biji pepaya, misalnya, dianggap lebih menyehatkan dibanding buah pepaya
sendiri. Konsentrasi bio nutrisi biji pepaya bahkan lebih tinggi dibanding
buahnya.Selain lezat, pepaya juga kaya akan enzim, vitamin, maupun mineral.
Nutrisi di dalam buah bernama latin Carica Papaya ini antara lain
antioksidan seperti beta karoten (vitamin A), vitamin C, vitamin B kompleks,
flavonoid, asam folat dan pantotenat. Pepaya juga mengandung banyak mineral,
kalium, magnesium, dan serat. Nutrisi-nutrisi ini membuat pepaya amat
bermanfaat bagi kesehatan.
Konsentrasi tinggi karotenoid
(provitamin A), vitamin C, dan E pada pepaya, misalnya, berperan sebagai
antioksidan dalam tubuh. Senyawa ini mampu menyingkirkan radikal bebas penyebab
kanker. Antioksidan juga bermanfaat mencegah oksidasi kolesterol yang sering
menempel pada dinding arteri, sehingga menyebabkan hipertensi.Sementara nutrisi
dalam pepaya juga terbukti dapat meningkatkan kesehatan jantung
(kardiovaskular) hingga mencegah kanker. Buah ini juga rendah gula, sehingga
baik untuk dikonsumsi oleh penderita diabetes.
Selain itu, kandungan enzim papain
pada buah pepaya juga berkhasiat mempercepat proses pencernaan protein. Enzim
ini mampu memecah protein menjadi arginin, dan menguraikan makanan menjadi
berbagai macam protein atau asam amino, sehingga memudahkan penyerapannya oleh
tubuh.
Selain tersebut di atas, masih
banyak lagi manfaat lain dari buah tropis ini, antara lain:
a. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
b. Membantu sistem pencernaan dan mendukung produksi enzim pencernaan.
c. Merevitalisasi tubuh dan membantu mempertahankan energi dan vitalitas.
d. Mendorong pembaharuan jaringan otot.
e. Mempercepat penyembuhan luka pada kulit dan meredakan peradangan.
f. Mencegah pembentukan penyakit katarak pada mata.
g. Menurunkan resiko emfisema pada perokok aktif dan perokok pasif.
b. Membantu sistem pencernaan dan mendukung produksi enzim pencernaan.
c. Merevitalisasi tubuh dan membantu mempertahankan energi dan vitalitas.
d. Mendorong pembaharuan jaringan otot.
e. Mempercepat penyembuhan luka pada kulit dan meredakan peradangan.
f. Mencegah pembentukan penyakit katarak pada mata.
g. Menurunkan resiko emfisema pada perokok aktif dan perokok pasif.
2.
Deskripsi daun pepaya
Dari beberapa penelitian dijelaskan,
batang dan daun pada tumbuhan pepaya mengandung banyak getah putih seperti susu
(white milky latex), yang berpeluang dikembangkan sebagai antikanker.
Manfaat getah pepaya untuk kesehatan dibuktikan Bouchut secara ilmiah, seperti
dikutip Journal Society of Biology, yang menyatakan daun pepaya bersifat
antitumor atau kanker.
Peran itu dimungkinkan oleh kandungan senyawa karpain, alkaloid bercincin laktonat dengan tujuh kelompok rantai metilen. Dengan konfigurasi itu, tak hanya tumor dan penyakit kulit yang disembuhkan, karpain ternyata juga ampuh menghambat kinerja beberapa mikroorganisme yang menggangu fungsi pencernaan.
Peran itu dimungkinkan oleh kandungan senyawa karpain, alkaloid bercincin laktonat dengan tujuh kelompok rantai metilen. Dengan konfigurasi itu, tak hanya tumor dan penyakit kulit yang disembuhkan, karpain ternyata juga ampuh menghambat kinerja beberapa mikroorganisme yang menggangu fungsi pencernaan.
Sehingga efektif untuk menekan
penyebab tifus. Daun pepaya juga mengandung berbagai macam zat, antara lain
vitamin A, B1, kalori, protein, lemak, hidrat arang, kalsium, fosfor, besi, dan
air.Selain itu Lebih dari 50 asam amino terkandung dalam getah pepaya, antara
lain asam aspartat, treonin, serin, asam glutamat, prolin, glisin, alanin,
valine, isoleusin, leusin, tirosin, fenilalanin, histidin, lysin, arginin,
tritophan, dan sistein. Bahan-bahan tersebut biasanya dipadukan dalam bahan
baku industri kosmetik untuk menghaluskan kulit, menguatkan jaringan agar lebih
kenyal, dan menjaga gigi dari timbunan plak.
Selain bermanfaat bagi kulit, daun
pepaya terutama dapat digunakan untuk kesehatan wanita antara lain untuk
mengobati keputihan, demam akibat nifas, melancarkan haid dan melancarkan air susu ibu (ASI).
Selain itu, daun dari tumbuhan ini
memiliki berbagai manfaat seperti:
a. Mengobati jerawat
Umumnya pada usia remaja sebagian orang akan mengalami masalah akan jerawat. Mungkin karena kulitnya sensitif atau jarang membersihkan muka. Namun bagi anda yang merasa khawatir akan jerawat tersebut mungkin ini menjadi salah satu solusi
Umumnya pada usia remaja sebagian orang akan mengalami masalah akan jerawat. Mungkin karena kulitnya sensitif atau jarang membersihkan muka. Namun bagi anda yang merasa khawatir akan jerawat tersebut mungkin ini menjadi salah satu solusi
b. Anti kanker
Dari beberapa penelitian dijelaskan, batang dan daun pepaya mengandung banyak getah putih seperti susu (white milky latex), yang berpeluang dikembangkan sebagai antikanker, sebagaimana dikutip dari Journal Society of Biology. Getah ini otomatis didapatkan saat kita mengkonsumsi daun pepaya, dimasak dengan cara apa pun.
Dari beberapa penelitian dijelaskan, batang dan daun pepaya mengandung banyak getah putih seperti susu (white milky latex), yang berpeluang dikembangkan sebagai antikanker, sebagaimana dikutip dari Journal Society of Biology. Getah ini otomatis didapatkan saat kita mengkonsumsi daun pepaya, dimasak dengan cara apa pun.
c. Obat demam berdarah
Siapa sangka kalau pepaya juga dapat untuk menyembuhkan demam berdarah. Coba ambil 5 lembar daun. Tambahkan setengah liter air lalu direbus. Ambil air tersebut jika sudah tertinggal tiperempatnya saja. Saya sendiri belum pernah membuktikannya, jadi jika keadaan tidak membaik segera segera ke dokter (bahkan kalaupun memabaik segera bawa ke dokter). Anggap saja ini untuk pertolongan pertama.
Siapa sangka kalau pepaya juga dapat untuk menyembuhkan demam berdarah. Coba ambil 5 lembar daun. Tambahkan setengah liter air lalu direbus. Ambil air tersebut jika sudah tertinggal tiperempatnya saja. Saya sendiri belum pernah membuktikannya, jadi jika keadaan tidak membaik segera segera ke dokter (bahkan kalaupun memabaik segera bawa ke dokter). Anggap saja ini untuk pertolongan pertama.
d. Penambah nafsu makan
Tak sulit membuat ramuan penambah nafsu makan ini, siapkan daun pepaya segar seukuran telapak tangan, sedikit garam, dan air hangat setengah cangkir. Semua bahan dicampur, ditumbuk atau diblender, kemudian disaring untuk diambil airnya kemudian diminum. Ramuan ini aman, bahkan untuk anak-anak sekalipun.
Tak sulit membuat ramuan penambah nafsu makan ini, siapkan daun pepaya segar seukuran telapak tangan, sedikit garam, dan air hangat setengah cangkir. Semua bahan dicampur, ditumbuk atau diblender, kemudian disaring untuk diambil airnya kemudian diminum. Ramuan ini aman, bahkan untuk anak-anak sekalipun.
e. Nyeri haid
Ambil 1 lembar daun pepaya, asam jawa dan garam secukupnya. Rebus dengan segelas air hingga masak. Dinginkan sebelum diminum.
Ambil 1 lembar daun pepaya, asam jawa dan garam secukupnya. Rebus dengan segelas air hingga masak. Dinginkan sebelum diminum.
3. Kandungan
Kimia Daun Pepaya
Daun pepaya (Carica papaya L)
mengandung berbagai macam zat, antara lain : vitamin A 18250 SI , vitamin B1
0,15 mg, vitamin C 140 mg, kalori 79 kal, protein 8,0 gram, lemak 2 gram,
hidrat Arang 11,9 gram, kalsium 353 mg, fosfor 63 mg, besi 0,8 mg, air 75,4
gram , papayotin, kautsyuk, karpain, karposit, Daun pepaya mengandung bahan
aktif “Papain”, sehingga efektif untuk mengendalikan “ulat dan hama penghisap.”
Kandungan carposide pada daun pepaya berkhasiat sebagai obat cacing.
Tabel Analisis komposisi Daun Pepaya
Unsur
Komposisi Daun
|
Kandungan
|
Energi ( kal )
|
79
|
Air ( g )
|
75,4
|
Protein ( g )
|
8
|
Lemak ( g )
|
2
|
Karbohidrat ( g )
|
11,9
|
Vitamin A ( IU )
|
18.250
|
Vitamin B ( mg )
|
0,15
|
Vitamin C ( mg )
|
140
|
Kalsium ( mg )
|
353
|
Besi ( mg )
|
0,8
|
Fosfor ( mg )
|
63
|
4.
Pestisida
a. Pengertian Pestisida
Pestisida adalah sebutan untuk semua
jenis obat (zat/bahankimia) pembasmi hama yang ditunjukkan untuk melindungi
tanaman dari serangga-serangga, jamur, bakteri, virus, dan hama lainnya seperti
tikus, bekicot, dan nematode (cacing) serta zat pengatur tumbuh pada tumbuhan
di luar pupuk.
Pestisida
tersusun dan unsur kimia yang jumlahnya tidak kurang dari 105 unsur. Namun yang
sering digunakan sebagai unsur pestisida adalah 21 unsur. Unsur atau atom yang
lebih sering dipakai adalah carbon, hydrogen, oxigen, nitrogen, phosphor,
chlorine dan sulfur. Sedangkan yang berasal dari logam atau semi logam adalah
ferum, cuprum, mercury, zinc dan arsenic.
Tergantung dari
sasarannya, pestisida dapat berupa :
b. CaraKerjaPestisida
1) Pestisida kontak, berarti mempunyai
daya bunuh setelah tubuh jasad terkena sasaran.
2) Pestisida fumigan, berarti mempunyai daya
bunuh setelah jasad sasaran terkena uap ataugas.
3) Pestisida sistemik, berarti dapat
ditranslokasikan ke berbagai bagian tanaman melalui jaringan. Hama akan mati kalau
mengisap cairan tanaman.
4) Pestisida lambung, berarti mempunyai
daya bunuh setelah jasad sasaran memakan pestisida.
c. Formulasi Pestisida
Pestisida sebelum digunakan harus
diformulasi terlebih dahulu. Pestisida dalam bentuk murni biasanya diproduksi
oleh pabrik bahan dasar, kemudian dapat diformulasi sendiri atau dikirim ke
formulator lain. Oleh formulator baru diberi nama. Berikut ini beberapa
formulasi pestisida yang sering dijumpai:
1) Fumigansia
(fumigant)
2) Cairan
emulsi (emulsifiable concentrates/emulsible concentrates)
3) Butiran
(granulars)
4) Debu
(dust)
5) Tepung
(powder)
6) Oli
(oil)
d. Dampak negatif pestisida sintesis
1) Pencemaran air dan tanah yang
akhirnya akan kembali lagi kepada manusia dan makhluk hidup lainnya dalam
bentuk makanan dan minuman yang tercemar. Hal ini disebabkan residu pestisida
sintesis sangat sulit terurai secara alami. Bahkan untuk beberapa jenis
pestisida sintesis, residunya dapat bertahan di tanah dan air hingga puluhan
tahun.
2) Matinya musuh alami dan organism
pengganggu tanaman (OPT). Setiap organisme di alam memiliki musuh alami yang
akan mengendalikan populasi suatu organism. Jika musuh alaminya musnah akan
terjadi peningkatan populasi yang menyebabkan suatu organisme menjadi hama
dengan tingkat serangan yang jauh lebih besar daripada yang terjadi sebelumnya
(resurgensi hama). Resurgensi hama dapat terjadi karena pestisida sintesis
memiliki daya racun yang tinggi dengan spektrum pengendalian yang luas dan
dapat mematikan apa saja.
3) Kemungkinan terjadinya serangan hama
sekunder. Contohnya, penyemprotan rutin insektisida sintesis untuk mematikan
ulat grayak (hama primer) dan membunuh serangga lain, seperti belalang sembah
yang merupakan pemangsa kutu daun (hama sekunder). Akibatnya, setelah ulat
grayak dapat dikendalikan, kemungkinan besar tanaman akan diserang oleh kutu
daun yang meningkat populasinya.
4) Kematian organism yang
menguntungkan, seperti lebah yang sangat berperan dalam penyerbukan bunga.
5) Timbulnya kekebalan (OPT) terhadap
pestisida sintesis. Penyemprotan pestisida hampir selalu menyisakan beberapa
individu hama yang mampu bertahan hidup. Perkawinan OPT yang tersisa setelah
penyemprotan akan menghasilkan keturunan yang kebal terhadap pestisida tertentu
setelah terjadi perubahan-perubahan genetik.
Sedangkan pestisida alami adalah
bahan aktif tunggal atau majemuk yang berasal dari tumbuhan yang dapat digunakan
untuk mengendalikan organisme pengganggu tumbuhan (PPT). Pestisida alami ini
dapat berfungsi sebagai penolak, penarik, antifertilitas (pemandul), pembunuh
dan bentuk lainnya.
Secara umum pestisida alami
diartikan sebagai suatu pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan
yang relatif mudah dibuat dengan kemampuan dan pengetahuan yang terbatas. Oleh
karen terbuat dari bahan alami / nabati maka jenis pestisida ini bersifat mudah
terurai (bio-degradable) di alam sehingga tidak mencemari lingkungan, dan
relatif aman bagi manusia dan ternak peliharaan karena residu mudah hilang.
B. Hipotesis
H0 : Ekstrak daun pepaya tidak bisa
dijadikan sebagai bahan dasar pembuatan pestisida alami
H1 : Ekstrak daun pepaya bisa dijadikan sebagai
bahan dasar pembuatan pestisida alami
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Sampel
Daun
pepaya yang diambil dari kebun tetangga.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian : di rumah penulis yaitu di dukuh
Gintung, desa Pangempon, kecamatan Bawang, kabupaten Batang, Jawa Tengah.
Waktu penelitian : pada bulan Februari 2013.
C. Alat dan Bahan
1. Alat
a.
Peralatan yang dipakai dalam penelitian ini antara
lain :
b.
Penumbuk.
c.
Penyaring (kain halus).
d. Wadah
(baskom atau ember).
e.
Pisau.
f.
Alat penyemprot.
2. Bahan
a.
Daun pepaya
b.
Air
c.
Detergen
D. Cara Kerja
1.
Mengumpulkan
kurang lebih 3 kg daun papaya.
2.
Mengiris
kekil-kecil daun pepaya.
3.
Menumbuk
daun pepaya hingga halus.
4. Hasil tumbukan/rajangan direndam di
dalam dalam 10 liter air kemudian ditambahkan 30 gr detergen. Hasil campuran,
didiamkan semalam.
5. Menyaring larutan hasil perendaman
dengan kain halus. Dan menyemprotkan larutan hasil saringan ke tanaman.
E. Pengumpulan
Data
Pengumpulan data hasil penelitian
dilakukan dengan kegiatan dan dokumentassi berupa foto atau gambar proses
pembuatan pestisida alami dari ekstrak daun papaya.
F.
Analisis Data
Hasil penelitian dianalisis secara
deskriptif.
G. Pengujian
Untuk mengetahui kemampuan pestisda
eskstrak daun papaya dalam membunuh serangga pengganggu tanaman. Penulis
melakukan dua kali pengujian.
1. Pengujian pertama
Pada pengujian pertama, pestisida ekstrak daun papaya disemprotkan
pada semut, dan hasilnya semut mati dalam waktu antara 3-5 detik.
2.
Pengujian kedua
Pada pengujian kedua, pestisida
ekstrak daun papaya disemprotkan pada ulat, dan hasilnya ulat mati dalam waktu antara
5-10 detik.
Hal ini
membuktikan bahwa pestisida alami ekstrak daun pepaya mampu membunuh serangga-serangga
kecil yang mengganggu tanaman.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Penelitian
Berdasarkan
hasil penelitian dan percobaan, ekstrak daun pepaya dapat dijadikan pestisida
alami yang ramah lingkungan. Dengan langkah-langkah pembuatan yang telah dijelaskan
pada poin cara kerja.
B.
Pembahasan
Pembuatan pestisida ekstrak daun
pepaya sangatlah mudah, mulai dari bahan-bahan yang diperlukan, proses
pembuatannya hingga penggunaannya. Hal yang harus diperhatikan dalam proses
pembuatan pestisida ini adalah penumbukan. Penumbukan daun pepaya harus
benar-benar lembut agar ekstrak daun pepaya yang didapatkan lebih banyak dan
pekat. Dan yang diperhatikan lagi adalah cara penggunaan pestisida yang tepat.
Karena hal itu merupakan salah satu faktor yang penting dalam menentukan
keberhasilan pengendalian hama. Walaupun jenis obatnya manjur, namun karena
penggunaannya tidak benar, maka menyebabkan sia-sianya penyemprotan. Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam penggunaan pestisida, di antaranya adalah keadaan
angin, suhu udara, kelembapan dan curah hujan. Angin yang tenang dan stabil
akan mengurangi pelayangan partikel pestisida di udara. Apabila suhu di bagian
bawah lebih panas, pestisida akan naik bergerak ke atas. Demikian pula
kelembapan yang tinggi akan mempermudah terjadinya hidrolisis partikel
pestisida yang menyebabkan kurangnya daya racun. Sedang curah hujan dapat
menyebabkan pencucian pestisida, selanjutnya daya kerja pestisida berkurang.
Hal-hal teknis yang perlu diperhatikan dalam penggunaan
pestisida adalah ketepatan penentuan dosis. Dosis yang terlalu tinggi akan
menyebabkan pemborosan pestisida, di samping merusak lingkungan. Dosis yang
terlalu rendah menyebabkan hama sasaran tidak mati. Di samping berakibat
mempercepat timbulnya resistensi.
Pestisida ekstrak daun pepaya atau pestisida alami lainnya
bila dibandingkan dengan pestisida sintesis, tentu saja memiliki keunggulan dan
kelemahan. Keunggulan pestisida alami antaralain adalah murah dan mudah dibuat
sendiri oleh petani, relatif aman terhadap lingkungan, tidak menyebabkan
keracunan pada tanaman, sulit menimbulkan kekebalan terhadap hama, menghasilkan
produk pertanian yang sehat karena bebas residu pestisida kimia. Sementara,
kelemahannya adalah daya kerjanya relative lambat, tidak membunuh jasad sasaran
secara langsung, tidak tahan terhadap sinar matahari, kurang praktis, tidak
lama tahan disimpan, kadang-kadang harus disemprotkan berulang-ulang.
Pestisida alami dapat diaplikasikan dengan menggunakan alat
semprot (sprayer) gendong seperti pestisida kimia pada umumnya. Namun,
apabila tidak dijumpai alat semprot, aplikasi pestisida alami dapat dilakukan
dengan bantuan kuas penyapu (pengecat) dinding atau merang yang diikat.
Caranya, alat tersebut dicelupkan kedalam ember yang berisi larutan pestisida
alami, kemudian dikibas-kibaskan pada tanaman. Supaya penyemprotan
pestisida alami memberikan hasil yang baik, butiran semprot harus
diarahkan ke bagian tanaman dimana jasad sasaran berada. Apabila sudah
tersedia ambang kendali hama, penyemprotan pestisida alami sebaiknya
berdasarkan ambang kendali. Untuk menentukan ambang kendali, perlu dilakukan
pengamatan hama seteliti mungkin. Pengamatan yang tidak teliti dapat
mengakibatkan hama sudah terlanjur besar pada pengamatan berikutnya dan
akhirnya sulit dilakukan pengendalian.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian
ternyata ekstrak daun pepaya bisa dijadikan pestisida alami yang ramah
lingkungan.
Daun
pepaya mengandung berbagai macam zat, antara lain : vitamin A, vitamin B1,
vitamin C, kalori, protein, lemak, hidrat Arang, kalsium, fosfor, besi, air. Daun
pepaya mengandung bahan aktif Papain,
sehingga efektif untuk mengendalikan ulat dan hama penghisap
Adapun
langkah- langkah pembuatan pestisida alami dari daun pepaya, yaitu: mengumpulkan
kurang lebih 3 kg daun pepaya, menumbuk daun pepaya hingga halus, hasil
tumbukan/rajangan direndam di dalam dalam 10 liter air dan ditambahkan 30 gr
detergen. Hasil campuran, didiamkan semalam, menyaring larutan hasil perendaman
dengan kain halus. Dan menyemprotkan larutan hasil saringan ke tanaman.
Pestisida
alami merupakan pemecahan jangka pendek untuk mengatasi masalah hama dengan
cepat. Pestisida alami harus menjadi bagian dari sistem pengendalian hama
terpadu, dan hanya digunakan bila diperlukan (tidak digunakan jika tidak
terdapat hama yang merusak tanaman). Pestisida alami dari ekstrak daun pepaya
memiliki beberapa manfaat, antara lain: dapat digunakan untuk mencegah hama
seperti aphid, rayap, hama kecil, dan ulat bulu serta berbagai jenis serangga.
B. Saran
1.
Sebaiknya
para petani dan pencinta tanaman menggunakan pestisida alami sebagai pengganti
dari pestisida sintesis yang digunakan agar keseimbangan lingkungan tetap
terjaga.
2. Jangan menggunakan pestisida alami
jika tidak ada tanaman yang diserang oleh hama.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
2012. Manfaat daun pepaya untuk kesehatan. Di akses pada tanggal 6 mei 2013 di http://id-muslim.com/kesehatan/
Anonim. 2011. Manfaat daun papaya. Di akses pada tanggal 6 mei 2013
di http://tipsku.info/
Lynda. 2012. 1001 Manfaat Pepaya bagi Kesehatan. Di
akses pada tanggal 6
mei 2013 di http://www.suaramerdeka.com/
Anonim. 2012. Isi kandungan gizi daun papaya. Di
akses pada tanggal 6
mei 2013 di http://keju.blogspot.com/
Asdyanasari, Fika. 2009. Tumbuhan penghasil pestisida nabati. Di akses pada tanggal 6 mei 2013 di http://fiksa0926.blogspot.com/2009/12/tumbuhan-penghasil-pestisida-nabati.html
Anonim. 2013. Pestisida. Di akses pada tanggal 6 mei 2013 di http://id.wikipedia.org/wiki/Pestisida
Anonim. 2012. Lebih Mengenal Manfaat Tanaman Pepaya. Di akses pada tanggal 6 mei 2013 di http://teknikdiet.com/menu-sehat/lebih-mengenal-manfaat-tanaman-pepaya
Anonim. 2013. Pengendali Hayati Bio Pestisida Alami. Di akses pada tanggal 6 mei 2013 di http://carabudidaya.com/pengendali-hayati-bio-pestisida-alami/
LAMPIRAN
Cara pembuatan pestisida ekstrak daun pepaya :
1. Mengumpulkan kurang lebih 3 kg daun
papaya.
2. Mengiris kekil-kecil daun pepaya.
3. Menumbuk daun pepaya hingga halus.
4. Hasil tumbukan/rajangan direndam di
dalam dalam 10 liter air kemudian ditambahkan 30 gr detergen. Hasil campuran,
didiamkan semalam.
5.
Menyaring
larutan hasil perendaman dengan kain halus. Dan menyemprotkan larutan hasil
saringan ke tanaman.
6.
Pestisida
alami dari ekstrak daun pepaya siap diaplikasikan (digunakan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar